Ticker

6/recent/ticker-posts

[Blog Tour] Review: Cinderella Teeth


Judul: Cinderella Teeth
Penulis: Sakaki Tsukasa
Penerjemah: Nurul Maulidia
Penyunting: Nyi Bio
Proofreader: Dini Novita Sari
Ilustrasi isi: @teguhra
Design cover: Bambang 'Bambi' Gunawan
Terbit: Oktober 2015
Penerbit: Haru
Tebal: 272 halaman
ISBN: 978-602-7742-63-5
Keterangan: Novel Terjemahan Jepang




"...terlalu takut terus-menerus juga merupakan masalah."



Blurb

Saki ditipu oleh ibunya sendiri hingga gadis itu harus bekerja di sebuah klinik gigi. Padahal, ia benci dokter gigi!

Namun, musim panas itu akan menjadi musim panas yang berarti bagi Saki.
Pasien-pasien yang berkunjung ke klinik tersebut ternyata memiliki rahasia-rahasia unik. Belum lagi, seorang pemuda di klinik tersebut mulai menarik perhatian Saki.

Dapatkah Saki menghadapi phobia-nya, pasien-pasien, dan cinta yang datang bersamaan dalam satu musim panas?

-----

Kano Sakiko, mahasiswa tingkat dua yang berumur delapan belas tahun sedang mencari kerja paruh waktu selama musim panas bersama temannya Kakio Hiromi, atau yang biasa dipanggil Hiro-chan. Mereka berdua memilih-milih pekerjaan dengan beberapa pilihan seperti: Kerja paruh waktu yang pekerjaannya mudah dengan gaji besar per jam. Kerja paruh waktu yang pekerjaannya standar dan lokasinya dekat. Atau kerja paruh waktu yang lokasinya agak jauh, gaji per jam besar, waktu kerja sebentar, tapi berat.

Tapi di antara pilihan itu, Saki sudah pasti memilih pekerjaan yang dekat meskipun gajinya kecil, sedangkan Hiro memilih pekerjaan yang waktu kerjanya sebentar meskipun berat. Dan setelahnya Hiro dengan cepat memutuskan untuk menelpon beberapa guest house di Okinawa, meninggalkan Saki yang masih bingung akan bekerja dimana.

Setibanya di rumah, Saki ditanyai Mama tentang pekerjaan paruh waktu. Saki mendengarkan ucapan Mama tentang pekerjaan paruh waktu dan sepertinya pekerjaan itu cocok untuknya. Resepsionis, kerjanya sangat mudah, menginginkan yang baik dan ramah, dan info itu juga dari kenalan Mama yang berarti aman bagi Saki. Tapi Saki tidak menyadari ada yang aneh dalam penulisan Shinagawa 'Guchi' Clinic yang dibuat oleh Mama. Lalu, bagaimanakah nasib Saki selanjutnya?


Jika membayangkan di dalam novel ini akan diceritakan tentang phobia dan perasaan takut yang membuat merinding, sepenuhnya salah besar. Karena novel ini akan membawa kita mendekat pada dunia yang belum dimasuki Saki, dunia yang selalu dijauhinya karena phobia masa kecil dan betapa menyenangkannya ternyata dunia itu.

J-Lit dari Penerbit Haru yang satu ini bisa dibilang ringan karena penggunaan bahasanya yang meskipun memakai bahasa deskriptif nyaris di tiap halamannya namun disajikan dengan sederhana dan membuat siapa pun dapat mengerti tentang istilah-istilah gigi. Meski nama-nama tokoh yang nyaris mirip pada awalnya membuat bingung, tapi tidak terlalu mengganggu untuk mengikuti perkembangan alur-alur cerita di novel ini.

Penulis juga tahu bagaimana membuat pembaca untuk tidak meninggalkan ceritanya, yaitu dengan menghadirkan romance ringan antara Saki dan tekniker gigi, Yotsuya Kengo. Siapa pun yang membaca novel ini pasti akan menyukai Yotsuya. Terlihat tidak perperasaan, jarang tersenyum dan terlalu maniak pada pekerjaannya membuat alat-alat gigi, namun sangat teliti dalam mengamati sesuatu. Yotsuya ini termasuk orang yang tekun dan sangat pengertian, meski dia kurang mengerti bagaimana beradaptasi dan berbicara yang baik.
"Hm... begitu, ya." Yotsuya-san mengangguk kecil lalu berbalik tanpa melihat ke arahku. Aku tiba-tiba terdiam karena kaget. Saat Utako-san memanggilnya, dia mengucapkan kata-kata yang tak bisa dipercaya sebelum menghilang ke ruang teknik.
"Selanjutnya, aku akan coba bertanya pada gigi." -- hlm 36
Dan bagian yang paling saya suka yaitu ketika Yoshikazu Honjou, seorang laki-laki yang menurut Saki hampir mendekati usia senja, menelpon untuk reservasi di klinik dengan gaya bicara yang santai, namun anehnya ketika Honjou tiba di klinik, laki-laki itu terlihat kesal dan bicara dengan singkat-singkat. Kejadian itu terus berulang hingga hari berikutnya, tapi tak berapa lama Yotsuya menemukan sebuah cara untuk memastikan alasan Honjou bersikap tidak ramah yaitu dengan mengajak Saki akting dadakan. Dan dari akting tersebut membuat saya tahu walaupun ditulis dalam huruf kanji yang berbeda, tapi pengucapan kelas dan bau mulut dalam bahasa Jepang sama, yaitu: koushuu
Tadi itu bukan pura-pura sebagai pasangan, dong? Karena melihat alur percakapannya, aku jadi perempuan yang galau karena bau mulut. -- hlm 100

Selain itu, orang-orang di dalam Shinagawa Dental Clinic sendiri merupakan orang-orang yang menyenangkan. Membuat Saki secara tidak langsung belajar menjadi resepsionis yang ramah dan mengerti pasien-pasiennya di klinik ini. Dan tentu saja resepsionis juga mendapat bagian tersendiri dalam menenangkan pasien-pasiennya selama menunggu giliran pemeriksaan.

Kunyah dengan baik dan makan dengan baik, tertawa dengan baik, bicara dengan baik, menyanyi dengan baik.
Kupikir, pesan dari Tuan Fletcher pasti berarti 'hiduplah dengan baik'. -- halaman 264

(rating: 4 dari 5 bintang) 

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Jadi penasaran. Sepertinya seru karena cerita ini memainkan psikologis tokoh terhadap phobinya. ^^

    BalasHapus
  2. Aku sungguh penasaran dengan bagaimana saki mengatasi Phobianya terhadap dokter gigi , bagaimana romansa antara Saki dan Yotsuya , juga permasalahan pasien di dalam buku ini.Aku harap dengan adanya buku ini sedikit membantu memberikan pengertian bahwa dokter gigi tidaklah selamanya semengerikan yang dibayangkan.


    Aku jatuh cinta sejak denger judulnya 😄😄

    BalasHapus